Akhirnya masuk bagian praktek. setelah selesai ujian lisan (sidang) dan dipastikan lolos, diteruskan di ujian praktek. Sebenarnya agak sedih juga liat temen2 yang ga lolos ke tahap ujian praktek, apalagi ada beberapa nama yang jadi ketua-ketua untuk membantu kelancara ujian apoteker. Jadi ngerasa berdosa karena mungkin karena mengurusi kami-kami yang ujian apotker, mereka ga lulus.
meskipun ujian prakteknya masih jauh (pengumuman kelulusan agustus, sedangkan ujian praktek 20-an oktober), ternyata persiapannya bikin pusing. Selang sehari abis pengumuman, udah kumpul-kumpul lagi buat bahas bahan apa aja yang diperluin. dan ternyata disinilah letak kesulitan dimulai.
Pas kumpul2, baru nyadar klo steril itu ga kaya lab lain yang alat n bahan kebanyakan cuma untuk diri sendiri. Ternyata banyak uji-uji, kontrol ruangan, sterilisasi dan segala tetek bengek lain yang harus diurus bersama, dan perlu kerja sama dan komitmen yang kuat dari seluruh anggota lab steril.
Beruntung saat itu ada teh Adah yang pernah ikut tahun lalu (maaf, ga bermaksud menyinggung, maaf2 bila ditafsirkan "kami merasa bersyukur anda tak lulus kemarin), jadi kita bisa ngebayangin lab asteril itus eperti apa dan bakal kaya gimana. jadi hari itu dah dapet gambaran dan hitungan kasar bahan apa aja yang dibutuhin, dan beberapa tips2 dan koreksi cara ngitung kebutuhan bahan dari teh Adah. jadi hari itu dah dapet jumlah media, jumlah air(kasar), dan kebutuhan bahan seluruh kelompok, cuma alat yang kayaknya masih bingung2.
dan bisa dibilang, kumpul2 pasca pengumuman kelulusan itu berkisar soal kebutuhan alat dan bahan doang, sekalian coba2 bikin jurnal sendiri. Ternyata ngitung kebutuhan alat itu agak susah, mesti dibayangin gimana kita kerja nanti, dan alat ga cuma pas pembuatan, tapi juga untuk pembuatan media, digesti peptik, belum lagi bahas uji sterilitas itu sebenarnya berapa.
nah, tanggal 20-an agustus itu ketemuan ama bu Cici, nanyain sebenarnya kebutuhan bahan itu buat apa aja, dan ternyata buat uji sterilitas dan beberapa uji fisik aja, ada beberapa uji lain yang didispensasi, soalnya katanya waktunya ga cukup, dan pada minggu itu disuruh nyerahin formula bersama jumlah-jumlahnya untuk 1x pembuatan. terus, kita-kita juga dah mulai bagi2 tugas dan nentuin siapa jadi pj apa.
Waktu itu juga lab steril kedatangan temen baru (fang-fang)yang mulanya di lt 3, jadi yang asalnya 10 jadi 11, kebayang lagi kebutuhan membengkak dan waktu akan semakin mepet. Apalagi setelah kita tahu bahwa anak-anak analisis yang ngerjain potensi antibiotik juga akan memakan tempat di lab mikro dan memakai autoklaf, benar2 pusing dah. jadi kami, opik, fangfang, citta, janti, manyin, adah, nessa, achi, vidi, sari, dan Adah harus benar2 meras otak untuk hari H
Pas lebaran datang, diskusi-diskusi itu terhenti, dan kita2 agak bersantai dulu, meski terus terang soal itu kepikiran terus.
pas masuk, ok, mulai bahas soal kebutuhan alat dan bahan secara lebih pasti, dan udah mulai bahas soal juknis dan apa aja yang mesti dilakuin nanti pas hari-H. masih oingat hari sabtu dan minggu sebelum seminggu sebelum hari-H kita duduk di belakang comlabs buat bahas juknis. sabtu dari siang sampe maghrib, dan minggunya dari pagi sampai sore.
Kebayang kita2 dalam satu meja merapikan kebutuhan alat dan juknis sekaligus. maaf-maaf klo kita suka kacau soal kebutuhan alat, Rista, soalnya waktu itu benar2 takut klo ada yang kurang, dan cadangan pun kita cuma 3 orang, ga 2x orang. Trus yang bikin juknis sampai nentuin pj2 pembuatan dan pj otoklaf oven, itu, itu sulit dan rumitnya minta ampun, apalagi opik juga baru tahu harus ada acc-acc segala untuk to-takhir. Belum lagi kepkiran soal "harus nulis jurnal dulu sebelum kerja". wah jadi makin ribet deh.
Dan soal GJ-gj yang ga jelas juntrungannya itu, entah kenapa bisa tya pada saat itu opik munculin istilah kita dalam satu perahu, dan berawal dari situ muncullah grup rahasia "genk steril". Malah si fangfang ampe susah payah nemuin itu dari siapa sih. istilah perahu (dan kapal) itu.
ok, juknis dan alat beres, tapi apa kerjaan sebelum hari H beres? belum, soalnya sabtu minggu itu baru sekedar persiapan untuk seminggu sebelum ujian.
ya beli alatlah, beli kapaslah, beli ini, itu. mesen alat, bawa dari gudang, nyuci2, bungkus-bungkus, bikin sumbat botol, motong2 kertas. aduh, kayaknya kerjaannya dikit, tapi untuk ngerjain satu kerjaan dalam daftar itu perlu tenaga dan waktu yang cukup banyak, pas seminggu itu juga nyepakatin jurnal kita mau dibikin kaya gimana dan isinya apa aja, sama soal kemasan n printer.
Klo dipikir2, kayanya ga bisa deh itu semua dikerjain sendiri, dan opik beruntung banget dikelilingi dan melangkah bersama teman2 yang ga egois dan mentingin kepentingan kelompok dulu daripada diri sendiri. dan akhirnya hari H itupun tiba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar