Ini sebenarnya bukan pengalaman opik, tapi pengalaman adik opik. Yang akhirnya sampai pada jkesimpulan, meski di cerita, film, komik, dll, digambarkan bahwa pertarungan itu lama dan bisa berjam-jam, realitanya, pertarungan satu lawan satu itu cuma perlu beberapa detik klo benar2 serius
Hah, kok dia bisa sampai pada kesimpulan begitu? begini ceritanya...
Waktu itu, ada seorang preman yang menghampiri adik opik (namanya fajri) yangs edang mau naik motor. Preman tersebut langsung memegangi kerah baju fajri dan ngancam sambil membentak agar fajri menyerahkan motornya. Pokoknya sangarlah...
tapi alih2 takut, fajri yang ikut ekskul pencak silat tadjimalela langsung gerak refleks. sikutnya ditempatkan di sebelah kiri lengan kanan si preman dan langsung digerakkan ke kanan, mengakibatkan pegangan si preman lepas dari kerah. Tidak berhenti sampai disitu, tangan kiri fajri langsung memegangi leher si preman dengan jempol di sebelah kiri (maksudnya bila ada perlawanan bisa langsung dipelintir, ga kaya cekikan biasa (jempol tangan kiri di kanan) yang kurang kuat klo mau melintir leher).
Ternyata, gerakan sikut yang pertama mengakibatkan tangan si preman patah. Kebetulan ada satpam, dan keduanya langsung dibawa ke pos. Setelah tahu kejadian rincinya, si satpam hendak menyerahkan si preman pada polisi, tapi sama fajri ditahan, diajak berdamai saja, kata fajri "di islam, kan pencuri dipotong tangannya, nah, orang ini kan udah potong tangannya, jadi udah bisa dibilang dia udah dapat balasan, kan ga bagus ngehukum dia lagi." dan akhirnya, masalah dianggap selesai.
Sebelum kejadian ini, fajri meragukan bahwa gerakan refleks yang diajarkan pas ekskul silat bakal berguna, karena lebih terlihat seperti main-main. Begitu juga gelut dan perkelahian, fajri mengira hal-hal seperti ini berlangsung lama. Eh ternyata, gerakan refleks itu berguna banget, dan bisa dibilang membahayakan, terus, gelut itu ga usah lama-alam seperti yang biasa kita lihat di film2 jackie chan, cukup beberapa detik udah selesai.
Nah, setelah kejadian ini, fajri langsung menemui guru pencak silatya dan menceritakan kejadian tersebut. Berdasarkan aturan di ekskul tersebut, penggunaan silat untuk membahayakan orang dapat tabokan 10x, tapi setelahnya, sang guru langsung menepuk-nepuk pundak fajri dan mengatakan, "bagus, bagus", mengindikasikan tindakannya sudah benar.
Tapi kenyataannya begitu, gelut di realita hanya beberapa detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar