T : Kali ini cerita siapa dan apa lagi?
J : Ceritanya soal pemalsuan minyak akar wangi, tetap berasal dari dosen yang sama, Pak Prof. Asep Gana Suganda.
T : Asal muasalnya gimana?
J : Begini, Negara-negara Eropa menolak minyak akar wangi dari Indonesia, soalnya menurut analisis mereka, minyak akar wangi Indonesia tidak memenuhi syarat. Kimia Farma Sempat bingung waktu itu.
T : Lho, Mengapa KImia Farma Terlibat disini?
J : Kimia farma jadi pengumpul akar wangi atau hasil ekstraksinya dari para petani dan penyuling.
T : Oh, jadi begitu. Terus kenapa jadi bingung?
J : Sebab hasil analisis minyak akar wangi menggunakan GC oleh Kimia Farma menunjukkan sampel sama dengan minyak akar wangi yang mereka simpan. Pola kromatografinya sama saja.
T : Berarti sampel dan baku pembandingnya sama dong?
J : Menurut hasil analisis GC begitu, tapi eropa kan udah nolak, berarti sebenarnya ada sesuatu. Karena itulah Pak Asep dipanggil untuk memeriksanya
T : Apa yang dilakukan?
J : Pertama-tama, Pak Asep menganalisisnya menggunakan GC. Hasilnya sama saja. Akhirnya, teknik sederhana digunakan. Sampel dan baku dioleskan ke kertas minyak. Klo baku cepat menguap, sampel tidak.
T : Dari situ ketahuan jadinya ga sama ya? Terus sebenarnya apa sih yang dilakukan untuk memalsukan minyak akar wangi?
J : Iya, jadi terbukti ternyata ga sama. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa minyak akar wangi itu dicampur minyak tumbuhan lain, kalau opik ga salah dengar waktu itu, minyak kacang
-dari kuliah apoteker ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar