Senin, 28 November 2011

IBF vs pernikahan Ibas-Aliya

dari milis FLP

Release: FLP Tolak Pelecehan Terhadap Pecinta Buku
Posted by: "Yons" senjakarta@gmail.com freelance_corp
Date: Sun Nov 27, 2011 8:19 pm ((PST))

Acara Indonesia Book Fair (IBF), bagi penerbit dan pecinta buku telah menjadi acara rutin tahunan. Ajang ini adalah momentum bagi bertemunya para pecinta buku, penulis, sekaligus promosi bagi para penerbit buku untuk secara langsung menyapa pembaca. Namun, tahun 2011 ini acara rutin tersebut telah digeser secara semena-mena oleh penguasa (Presiden SBY) padahal tempatnya jelas berbeda.

Dalam pengumumunnya, panitia IBF 2011 menginformasikan bahwa IBF yang diadakan di Istora Senayan Jakarta tanggal 26 November yang jatuh hari Sabtu, diliburkan karena pada hari/tanggal tersebut ada acara kenegaraan yang berlangsung di Gedung JCC. Kita semua tahu, acara yang disebut acara kenegaraan itu sebenarnya acara pribadi presiden yang menikahkan anaknya.

Atas dasar itu pihak istana menggeser acara pameran buku itu dengan semena-mena sehingga banyak menimbulkan kekecewaan bagi para pengunjung dan pecinta buku pada umumnya.

Alasan bahwa liburnya IBF 2011 pada tanggal 26 November telah dikoordinasikan karena ada acara pernikahan tidak dapat diterima. Sebab, IBF 2011 merupakan acara rutin yang tanggal penyelenggaraannya biasanya sudah ditentukan satu tahun sebelumnya.

Pihak istana mungkin berpikiran acara pameran buku bukan sesuatu yang penting. Jadi enteng saja menggeser acara semaunya. Tapi, bagi dunia perbukuan dan penerbitan, peristiwa ini adalah tragedi. Sebuah wajah nyata pelecehan terhadap para pecinta buku telah dipertontonkan.

Mensikapi hal tersebut, Badan Pengurus Pusat (BPP) Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat yang membawahi 29 wilayah, 130 cabang dengan lebih dari 5000 anggota di dalam maupun luar negeri, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap tindakan semena-mena tersebut. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa pemerintahan SBY lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyatnya. Juga menegaskan ketidakberpihakan pemerintah dalam memajukan dunia literasi di Indonesia.

FLP berharap semua pemimpin bangsa baik dari tingkat bawah sampai atas, benar-benar peduli pada dunia perbukuan, sebab hal ini adalah bagian dari dunia pendidikan yang ikut menentukan nasib baik Indonesia ke depan.

Jakarta, 28 November 2011

Setiawati Intan Savitri
Ketua Umum FLP Pusat

CP: Humas FLP Pusat (Yons Achmad) 021 9487 1657 atau redaksiflp(at)gmail.com

Senin, 14 November 2011

Lexapro dan Citalopram

dari sini, baca yang lengkapnya disitu

http://www.jimplagakis.com/?p=4830

Ini kasus di AS,

Ini kasus penukaran obat anti depresan, Lexapro, suatu obat paten yang jauh lebih mahal dan "diciptakan" dengan mengubah sedikit dari obat sebelumnya (celexa, yang isinya juga Citalopram) dijual dengan harga yang lebih tinggi dan marketing yang "ga bener"

Marketing yang "ga bener" ini udah sampai senat, yang ngeluarin dokumen berhalaman 88 yang menjelaskan soal marketing yang ga bener ini. judulnya Lexapro Fiscal 2004 Marketing Plan,

Oleh perusahaannya, Forest serta konsultannya, Lexapro dianggap sebagaio obat yang superior, namun kliam ini tak dibuktikan secara statistik, dan FDA juga tidak mengharuskannya, karena menganggap Celexa dan Lexapro sama.

Banyak dokter menganggap Lexapro lebih baik, tapi tunggu dulu, banyak kritik yang mengaggap mereka bilang begitu karena dibayar oleh industri. sampai2 di link yang opik kasih, si med rep datang ke farmasisnya karena merasa dirugikan sebab farmasisnya menganjurkan pasiennya nuker obat ke citalopram yang jauh, jauuuh lebih murah, sehingga dokter terpaksa menurut.

Berapa uang yang dihabiskan untuk marketing ini? 34 juta dolar ke 2000 dokter.

dan tak sampai disitu, bahkan ada tuntutan hukum pada industri Forest tersebut karena menganggap industri melakukan marketing ilegal pada dokter agar obat tersebut dan celexa diberikan pada anak-anak.

Dan amrketingnya gila2an, pemberian uang pada dokter oleh Forest pada tahun 2008 hanya bisa dilampaui oleh Eli Lilly, Pfizer, Novartis dan Merck — perusahaan yang penjualan tahunannya 5-10x dari Forest