Jumat, 25 Februari 2011

Petisi 55

dari : http://km.itb.ac.id/site/?p=1074
Perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru ITB pada tahun 2011, berpeluang besar untuk mencederai  kesamaan hak masyarakat untuk mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Tiidak hanya itu, ada beberapa potensi masalah yang akan muncul. Potensi masalah tersebut adalah :
  1. Pengklasifikasian : Jika dilihat dari kondisi mahasiswa 2010 dengan komposisi mahasiswa ekonomi lemah hanya 5% dan tahun 2011 ditergetkan 20% sementara info yang diberikan lebih banyak meng-ekpose angka 55 juta, maka kami memperkirakan angka 20% akan sulit tercapai !! Yang menjadi perhatian adalah bagaimana jika golongan menengah ke atas justru mendaftar sebagai orang yang tidak mampu?Ini perlu di antisipasi agar subsidi tersebut jatuh ke tangan orang yang berhak. Oleh karena itu perlu ada sistem seleksi dan klasifikasi yang baik untuk menangani masalah ini. Sampai saat ini pihak ITB mengakui belum menemukan metoda tersebut. Mereka menerima masukan dari mahasiswa jika memang ada yang mempunyai usulan mengenai sistem ini.
  2. Disisi lain, berdasarkan informasi dari Kasubdit Penjaringan Mahasiswa (16/02/2011),  dari jumlah 17.000 SMA di Indonesia, baru sekitar 500 SMA yang telah mendaftar untuk mengikuti SNMPTN jalur undangan ke ITB. Kita sadari bersama bahwa peminat ujian masuk ITB mayoritas merupakan siswa yang berasal dari daerah perkotaan, terutama dari sekolah-sekolah favorite di kotanya. Berdasarkan pengalaman penulis, tidak banyak siswa daerah yang –bahkan—percaya diri untuk mendaftar. Baik karena masalah kapasitas akademik maupun keuangan.
  3. Sosialisasi : Untuk pengumuman serta pendaftaran mahasiswa baru ini dilakukan secara online. Sementara tidak semua daerah dapat mengakses internet dengan mudah. Oleh karena itu butuh sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah terutama yang di daerah. Dan jelaskan kepada mereka bahwa sebenarnya ITB menyediakan beasiswa bagi mereka yang kurang mampu. ITB tetapakan menerima mereka yang terbaik secara akademik, jadi tak  ada cerita orang yang memang memiliki kapasitas intelektual tinggi tidak bisa masuk ITB Karena masalah biaya. Jika pada akhirnya jumlah mahasiswa yang berada pada golongan ekonomi lemah melebihi angka 20%, maka ITB tidak sertamerta menolak sebagian dari mereka dan menerima yang sanggup membayar lebih,  karena dalam kasus ini ITB  akan  mengusahakan penganggaran dana melalui bantuan dan kerjasama dari pihak lain.
  4. Sistem Pengklasifikasian : Yang menjadi perhatian adalah bagaimana jika golongan menengah ke atas justru mendaftar sebagai orang yang tidak mampu? Ini perlu di antisipasi agar subsidi tersebut jatuh ke tangan orang yang berhak. Oleh karena itu perlu ada sistem seleksi dan klasifikasi yang baik untuk menangani masalah ini. Sampai saat ini pihak ITB mengakui belum menemukan metoda tersebut. Mereka menerima masukan dari mahasiswa jika memang ada yang mempunyai usulan mengenai sistem ini.
Berdasarkan beberapa data di atas, maka kami atas nama mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa ITB mengeluarkan PETISI 55, sebagai berikut :
PETISI 55
1. Rektorat memberikan klarifikasi resmi dan transparansi mengenai pertimbangan beban biaya pendidikan di ITB.
Penjelasan : mengacu bahwa klarifikasi resmi terkait rancangan anggaran biaya ITB 2011 yang semestinya bisa kita dapatkan melalui MWA-WM namun dengan perubahan aturan pemerintah MWA-WM tidak bisa mengakses dokumen tersebut. dengan keadaan seperti ini kejelasan keluarnya kebijakan anggaran pendanaan pendidikan 2011 untuk mahasiswa baru angkatan 2011 tidak dapat diakses oleh mahasiswa selain dari klarifikasi resmi dari pihak rektorat. dengan memanfaatkan bargaining yang besar dari mahasiswa olehk arena itu poin tuntutan ini muncul.
2. Rektorat menerbitkan informasi mengenai klasifikasi dan syarat yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa untuk mendapatkan keringanan subsidi pembayaran masuk ITB dengan segera.
Penjelasan : dengan menerbitkan syarat yang jelas dari klasifikasi maka masyarakat dapat mengetahui sejauh mana kemampuan ekonominya dapat memasukan buah hati mereka ke ITB dan tergolong sebagai apa nantinya dalam pengelompokan pembayaran.
3. Rektorat melakukan penerimaan mahasiswa baru berdasarkan prestasi akademik dan mengedepankan pemberitaan mengenai adanya keringanan biaya pendidikan.
Penjelasan : Penerimaan mahasiswa baru harus dilandaskan pada kualitas kemampuan akademis dari calon mahasiswa bukan dari kualitas atau kekuatan finansial dari calon mahasiswa, selain itu dalam pemberitaan ITB harus mengedepankan pemberitaan peringanan biaya guna menghilangkan pembatas secara psikologis bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah.
4. Rektorat melakukan konferensi pers untuk menjelaskan tiga poin sebelumnya.
Penjelasan : rektorat harus melakukan kegiatan sosialisasi resmi agar informasi yang disampaikan valid dan terpercaya di masyarakat.
5. Rektorat melakukan forum evaluasi terbuka terkait penerimaan mahasiswa baru ITB 2011.
Penjelasan : petisi poin akhir ini bertujuan untuk mewadahi semua pihak dalam rangka pengawalan prosesi masuknya mahasiswa baru ke ITB serta transparansinya.
Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater! Merdeka!
Atas nama seluruh Mahasiswa ITB,
Presiden Keluarga Mahasiswa ITB
Herry Dharmawan
NIM: 13606024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar