Senin, 28 Maret 2011

Jamu-OHT-Fitofarmaka

Karena di entri sebelumnya opik membahas soal kortikosteroid yang banyak terkandung dalam jamu, maka kali ini opik akan membahas sedikit soal jamunya, yang dalam entri ini, opik ganti sebentar jadi obat tradisional.

Nah di Indonesia kita ini, obat tradisional dibagi dalam 3 golongan, yaitu jamu, obat herbal terstandar(OHT), dan fitofarmaka(FF), yang masing-masing lambangnya adalah sebagai berikut:


Perbedaan antara ketiganya adalah, Jamu digunakan berdasarkan khasiat yang diperoleh secara empiris, yaitu dari pengalaman secara tradisional turun temurun. OHT telah melalui uji pra klinis, yaitu pengujian khasiat dan keamanannya pada hewan (biasanya sih pakai tikus atau mencit), dan yang terakhir, FF, sudah melalui uji klinis, yaitu uji pada manusia.

Lalu mana yang lebih baik?

opik akan menjawab begini, fitofarmaka. mengapa? karena dia telah diuji pada manusia, sehingga khasiat dan keamanannya lebih terjamin. jadi urutannya begini FF>OHT>Jamu

Tapi bukan berarti jamu dan OHT tidak baik, tapi jamu dan OHT beum diuji pada manusia, sehingga khasiat dan keamanannya belum terjamin sepenuhnya pada manusia.

Jadi, klo ada obat tradisional/jamu, liat logonya seperti yang diatas, dia itu jamu, OHT atau fitofarmaka. dan opik sarankan pilihlah yang fitofarmaka terlebih dahulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar