Selasa, 01 Maret 2011

NOTULENSI FORUM GANESHA HIJAU



dari milis agendaganesha 


25 Februari 2011 @ 9008

AGENDA:
·        Pengelolaan sampah ITB
·        Sharing Pekan Lingkungan

PENGELOLAAN SAMPAH ITB

Institut Teknologi Bandung memiliki sistem operasional pengelolaan sampah yang mencakup pemilahan sampah organik dan anorganik, pengangkutan, pemrosesan dan pengolahan sampah. Sistem pemilahan sampah dilakukan di pos-pos tempat sampah. Hal ini melibatkan seluruh individu yang menggunakan sarana dan prasarana dalam melakukan aktivitas di lingkungan kampus. Proses pemilahan sampah ini menjadi tolak ukur kepedulian masyarakat kampus terutama mahasiswa sebagai penghasil sampah terbesar terhadap pengelolaan sampah di lingkungan kampus.

Sistem pengangkutan sampah adalah proses yang bersasaran membawa dari sumber sampah/tempat sampah ke lokasi pengolahan sampah. Pihak sarana dan prasarana ITB menyediakan kendaraan pengangkut sampah yang memiliki penyekat untuk sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk. Kemudian sampah tersebut akan diangkut ke PPS Sabuga.

Sistem pemrosesan dan pengolahan sampah bertumpu pada pemanfaatan kembali, baik secara langsung, sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi, sehingga tercipta kesetimbangan dan keselarasan dalam proses pengelolaan sampah secara keseluruhan. Sampah yang sampai ke PPS Sabuga kemudian dipilah menurut jenisnya secara manual. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan akhir sampah tersebut.

Setelah sampah dipilah secara manual, proses selanjutnya adalah penggilingan sampah organik agar dapat dilakukan proses pengomposan. Selain itu, proses penggilingan ini pun dilakukan untuk memadatkan sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang. Untuk sampah yang dapat didaur ulang, pihak TPS Sabuga menjualnya ke industri daur ulang.

Sampah organik yang telah digiling kemudian dipindahkan ke bak beton untuk dilakukan proses pengomposan dengan bantuan mikroorganisme. Hasil dari proses ini adalah pupuk kompos yang memiliki nilai jual. Dengan demikian sampah yang dianggap sebagai barang buangan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Sedangkan untuk sampah anorganik yang telah digiling, pihak ITB telah mengembangkan teknologi pembakaran sampah dengan alat yang dinamakan insinerator. Sampah yang telah digiling kemudian dimasukan ke dalam tungku pembakaran dan dibakar dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Teknologi insinerator ini adalah salah satu alat pemusnah sampah yang secara terpadu dapat digunakan. Sedangkan abu yang dihasilkan dibuat untuk batako.

Masalah yang sering terjadi dalam proses pengelolaan sampah ITB adalah kurangnya kesadaran masyarakat kampus dalam memilah sampah dan pemakaian stereofoam yang masih tinggi. Hal tersebut mengganggu proses pengelolaan sampah ITB.

Tanggapan:
GEA
Mekanisme pengangkutan sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk?
Jawab: pengangkutan sudah terpisah tp pembuang sampah tidak memilah sehingga sampah tercampur kembali
IMA-G
Pemilahan sampah yang cukup banyak? kerja sama dengan kampus bagaimana?
Jawab: HMTL banyak bekerja sama dengan pihak luar misal sampah tetra pack ke yayasan kontak, kertas dengan ugreen dan Bandar di sadang serang, plastik dengan Bandar, kemasan dengan pengrajin.
UGREEN
Banyak sampah yang belum terpilah dangan baik, contohnya di 9008 karena tempat sampah hanya ada 1 tong.
HMP
Usul: HMTL sebagai pelopor forsil BRT tentang standar ecohimpunan.
FISIKA
Sampah terbesar ITB adalah sampah anorganik, sampah daun dipisah untuk dikomposting, green policy diperlukan kajian dan membuat proposal ke sarpras/rektorat tentang 1 paper 1 board
MTI
Tim kontrol dan evaluasi tentang SOP ZWE?
Jawab: Belum ada sistem kontrol dan evaluasi khusus hanya sekedar konsultasi. 
Lebih bagus kalau tempah sampah seperti sampah salman yang terdapat gambar-gambar yang membedakan tiap jenis sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar